
Pertemuan Pertama dan Kembalinya Pawpaw
Hari itu sepulang kuliah, Arsen dan Rigel pergi ke rumah Arsen untuk mengganti sepeda motor yang mereka bawa ke kampus dengan mobil milik Arsen. Setelah mengambil mobil Arsen mereka langsung tancap gas menuju rumah Sena. Mereka tidak lupa membawa pawpaw yang diletakkan di cat carrier di bangku belakang. Sebelum pawpaw diantarkan, Arsen tak lupa memberinya makan. Arsen memutuskan untuk duduk di belakang bersama pawpaw, sementara Rigel mengendarai mobilnya.
Di tengah perjalanan menuju rumah Sena, keduanya berhenti di minimarket terdekat untuk membeli beberapa kue untuk dimakan di perjalanan. Dari kediaman Arsen menuju kediaman Sena membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Dan setelah 1 jam mereka sudah sampai di depan kediaman Sena. Rigel segera menghubungi Sena dan ternyata Sena sudah menunggu di depan rumah.
Rigel segera memarkirkan mobilnya dan segera turun bersama Arsen yang membawa pawpaw. Rigel tidak melihat keberadaan kedua orang tua Sena, Rigel berpikir mungkin kedua orang tua Sena sedang sibuk bekerja. Sehingga Sena lah sendiri yang berada di rumah.
“Om sama tante kemana? Kok ngga kelihatan”. Tanya Rigel kepada Sena, namun Sena tidak menjawab karena dia lebih fokus kepada pawpaw yang sedang ada di cat carrier.
Sena segera berlari menghampiri Arsen dan melihat keadaan pawpaw, “Sayangku kemana aja? Baik – baik aja kan? Kangen banget sama pawpaw” ucap sena dengan mata berkaca – kaca.
“Ini kita ngga disuruh dulu gitu?” itu Rigel yang berada di samping Arsen.
“Eh maaf – maaf ayo masuk dulu mas, bunda sama papa lagi kerja jadi aku sendirian di rumah” Sena segera masuk ke dalam rumah bersama dengan Rigel dan Arsen di belakangnya.
Sena mengambil beberapa camilan dan minuman untuk Arsen dan Rigel yang berada di ruang tamu. Sejenak Arsen melihat sekeling rumah Sena yang ditanami beberapa bunga dan ditumbuhi pohon yang membuat rumahnya terasa sejuk. Di ruang tamu pun dihiasi oleh beberapa lukisan dan foto keluarga yang terpajang di dinding. Tak berapa lama Sena kembali dengan beberapa camilan dan minuman. Sena menaruhnya di atas meja dan mempersilahkan Arsen dan Rigel untuk menyantapnya.
“Dimakan dan diminum dulu mas” Sena tersenyum dengan ramah.
Rigel mengangguk dan mengambil camilan di atas meja, sementara Arsen menyerahkan kucing bernama pawpaw itu kepada pemiliknya.
“Ini kucing lo, udah gue kasih makan kok” Arsen memberikan cat carrier berisi pawpaw kepada Sena. Sena menerima dengan senang hati, dia sangat berterima kasih karena pawpaw kembali dalam keadaan baik.
“Sekali lagi terima kasih mas Arsen, terima kasih sudah membawa pawpaw kembali kesini” Sena membuka cat carrier yang berisi kucing kesayangannya itu, dia segera mengeluarkan pawpaw darisana.
“Yoi, sama – sama” jawab Arsen.
“Oh iya sebentar tunggu ya mas Rigel, mas Arsen. Aku mau ambil hadiahnya dulu” Sena pergi untuk mengambil sesuatu dengan pawpaw di gendongannya.
“Mau kemana sepupu lo?” tanya Arsen dan mendapat gelengan dari Rigel.
Sebenarnya Arsen tidak mengharapkan hadiah apapun karena dia hanya ingin membantu sepupu sahabatnya, dia juga pecinta kucing. Walaupun banyak orang mengatakan wajah Arsen sangat garang tetapi dia memiliki hati yang baik. Arsen akan menolong siapapun yang membutuhkan bantuannya.
Di tengah obrolan asyik Rigel dan Arsen, Sena kembali tetapi pawpaw sudah tidak ada dalam gendongannya. Tampaknya tadi Sena menidurkan pawpaw di kandangnya. Sena terlihat membawa dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan lima puluh ribu. Sepertinya Arsen memahami sesuatu dan dia segera menghentikan Sena.
“Eh ga usah gue ikhlas nemuin kucing lo, uangnya lo pake aja buat beli makanan dia” ucap Arsen dan mendapat anggukan oleg Rigel.
“Iya ga perlu, Arsen niat bantu dia juga pecinta kucing. Uangnya dipake buat keperluan kuliah kamu aja nanti” Rigel melanjutkan.
“Terima kasih ya mas sekali lagi, semoga rezekinya selalu dilancarkan” jawab Sena.
“Gue sama Arsen mau pulang dulu. Salam buat om dan tante, nanti kalau kesulitan nyari kos bisa pc aja” Rigel berdiri disusul Arsen disampingnya. Dan Sena mengantarkan mereka ke depan.
Oh iya perlu kalian tahu, Sena sudah lulus SMA dan dia sedang mendaftar di kampus yang sama dengan Rigel. Bunda Sena menitipkan Sena kepada Rigel yang sudah dianggapnya sebagai anak sulungnya. Dan ketiga sahabat Sena juga mendaftarkan diri di kampus yang sama.
“Hati – hati mas, nanti aku sampein salamnya kalau bunda sama papa udah pulang” Sena menunggu mobil yang dikendarai Rigel menghilang dari pandangannya, setelah mobil itu makin menjauh dia segera menutup gerbang dan masuk ke dalam rumahnya.
“Temen mas Rigel ganteng banget ya” celetuk Sena.